Timlo..ini bukan nama grup lawak yang terkenal itu lho ya..tapi Timlo yang ini adalah nama sup unik khas Solo. Jadi kalau kita menyebut makanan Timlo..pasti ada embel embel Solo nya. Sebenernya dulu sudah pernah makan makanan ini, dulu sewaktu masih kerja dan pas di Solo, di hotel Novotel..makan menu sup Timlo juga. Selain itu juga di restoran di Jalan raya Yogya Semarang..ada restoran Timlo Solo.Tapi dulu sup Timlo yang ku makan , seperti sup biasa, dengan soun, jamur kuping ,wortel ,ayam suwir, ati ampela dan telur pindang separo, serta irisan sosis solo. Sama hal nya pernah makan di tempat temen yang ada acara, penampilan supnya ya seperti sup yang ku sebutkan di atas, dapat resep dari tabloid ya seperti itu resepnya.
Tetapi..setelah kemaren mencicipi Timlo Solo yang asli dan jadul......kok beda ya..penampakannya lebih minimalis, tanpa soun. Timlo jadul ini bisa kita cicipin di Timlo Sastro, di belakang pojok Pasar Gede Solo. Warungnya sebenernya cukup bersih..cuma sayang letaknya di pojokan pasar dan dekat pembuangan sampah pasar..sungguh sangat di sayangkan. Padahal Timlo Sastro ini kini menjadi salah satu icon kuliner di Solo. Warung ini katanya sudah berdiri dari tahun 1952, cukup legendaris bukan.
Lupakan masalah tempat, kita bahas aja enaknya Timlo Sastro ini. Saking niatnya makan pagi di sini, dari Semarang kemaren kita cuma sarapn buah potong aja, jadi begitu sampai di Solo, tujuan pertama kita ya Pasar Gede. Walaupun nggak tahu tempat persisnya, kita tinggal tanya saja ke orang2 atau pedagang di pasar,dengan ramah mereka akan menunjukkan tempat warung ini. Warungnya gak terlalu besar, tapi cukup nyaman lah untuk makan, dan yang mengagumkan stock timlo yang di jual pun cukup banyak. kami pun langsung pesan 2 porsi Timlo ini, penyajiannya cukup cepat, karena di mangkuk2 sudah di racik aneka isian untuk timlo, kita tinggal menyebutkan mau komplit atau tidak isinya. Timlo komplit isinya sosis goreng yang di iris iris besar, ati ampela, dan telur pindang. Udah itu aja trus di guyur kuah panas berkaldu gurih dari sebuah dandang besar, di sajikan terpisah dengan sepiring nasi hangat. Kalau aku lebih suka nasi ku tuangkan di sup nya.jadi kayak soto gitu..di tambah sambal dan kecap..tambah mantab..sayang tapi sambelnya sambel goreng merah yang rada manis dan kurang pedas, seandainya sambelnya sambel cabe rawit rebus biasa, pasti lebih seger dan manteb pedesnya.. Tapi rasanya seger..dan yang unik adalah irisan sosis solo gorengnya yang mirip risoles kering gitu..dalam ukuran irisan besar besar dan garing, jadi begitu kena kuah panas agak lembek dan liat liat gitu....enak juga ternyata. Kalau kurang, di meja juga tersedia sosis Solo basah yang terbuat dari telur dan di isi sedikit daging cincang. Suamiku suka sosis basah ini.....enak katanya...walaupun rasanya sederhana saja.
Akhirnya kesampaian juga nyicip Timlo satro yang legendaris ini, soalnya suka liat di blog teman atau liat di televisi ,sering muncul dalam acara wisata kuliner. Sayangnya lensa kamera kita berembun kemaren karena AC mobil terlalu dingin, jadi cuma bisa mendokumentasi kan Timlo Sastro ini via androidku..yach gak papa dech...next time datang lagi dech kalau ke Solo. Oh iya..warung makan Timlo Sastro ini buka dari jam 6.30 pagi sampai jam 3 sore, harganya terjangkau kok, timlo komplit 14 ribu rupiah saja, jadi selamat ber wisata kuliner ke Solo..^^. Kalau mau makan Timlo Sastro ini di tempat yang lebih nyaman dan gampang carinya, coba saja di cabangnya di Jl. Wahidin dekat tugu lilin Solo.