Main Menu

Monday, May 4, 2015

Suntuk ?..Jalan-Jalan dan Jelajah Rasa Lumpia Legendaris di Semarang Yukk..!


Libur panjang telah usai, waktunya beraktifitas dan berkarya lagi ya teman-teman. Liburan ke mana kemaren ?..Ke luar kota..?..Wah serunya..! Kalau aku..nggak bisa pergi jauh-jauh dulu dech..masih terikat kerjaan dan deadline..huhu. Tapi..karena libur panjang tiga hari..tetep..buat menghilangkan suntuk dan refreshing. Sabtu kemaren sempat muter seharian ke kota Semarang bawah. Eh..kirain libur panjang ini nggak macet Semarang..ternyata malah bertambah..super macetnya. Makanya mumpung turun gunung..kemaren sekalian aja seharian muterin Semarang..hihi.
Kalau jalan-jalan ke Semarang..makanan khas yang wajib di coba tentunya saja Lumpia teman-teman. Kalau dahulu di sebut Lunpia..nah..kalau sekarang lebih terkenal dengan sebutan Lumpia.
Berbicara tentang lumpia Semarang yang legendaris, tentu tak boleh melewatkan untuk mencoba lumpia gang Lombok. Lumpia gang Lombok..adalah salah satu lumpia legendaris yang merupakan generasi asli penemu lumpia Semarang. Jadi konon ceritanya dari sumber yang aku baca, lumpia Semarang ini adalah perpaduan Lumpia versi China dan versi Jawa Semarang. Berikut kisahnya, yang berjudul "Cinta Dalam Sepotong Lumpia"..hihi...bisa jadi judul film nich..^^

Pada abad ke 19 – seorang pendatang dari Fukien, Tjoa Thay Joe mulai berjualan Lumpia di Semarang, Dengan keahliannya ia meracik dadar gulung dengan isi daging babi dan rebung yang disebut dengan lumpia sekarang ini.
Tjoa Thay Joe rajin berdagang, setiap ada pasar malam di Olimpia park, Semarang yang diadakan oleh Pemerintah Hindia Belanda di tahun 1917.
ternyata ia tak sendiri, saat ia berdagang, ternyata ada seorang gadis yang bernama Mbok Wasi yang menjadi saingannya
Mbok Wasi, seorang wanita Semarang asli, yang berjualan lumpia dengan cita rasa Jawa yang manis, dengan isi telur, udang, rebung, wortel, dan sayuran lain.
Persaingan ini sangat keras, sehingga mereka saling meningkatkan mutu menu dagangan mereka
Pokoknya kalau Engkoh Tjoa jual 10 Lumpia , Mbok Wasi mesti jual 20 Lumpia setiap malam
Lantaran sering bersaing, mulai timbul cinta di hati Engkoh Tjoa, karena setiap hari pikirannya hanya ada pada mbok Wasi
Tidak disangka, pada suatu ketika Engkoh Tjoa datang ke tempat Mbok Wasi, dan kemudian melamarnya
Bermula dari saling bersaing, kedua orang itu malah akhirnya menikah (inilah “cinta lantaran bersaing”)
Mereka menikah dan membuat resep baru lunpia perpaduan dua resep asli Hokkian dengan resep lokal Semarang.
Resep baru itu meninggalkan daging babi, kol dan wortel. Yang dipakai tinggal rebung, telur, udang ditambah ikan kering (pihi), resep ini dibuat supaya kaum Bumiputera Semarang saat itu bisa menikmati Lumpia Tjoa -Wasi
Cinta mengawali kisah sukses Lunpia Semarang, perpaduan Limpia Hokkien dan Semarang yakni . “Loenpia Tjoa-Wasih”
Lumpia yang dijajakan dengan gerobak dorong selalu dinanti oleh penggemarnya saat itu.
Sampai pada akhirnya pada tahun 1930 Tjoa Thay Joe tutup usia.
Dia mewariskan resep cintanya kepada putri tunggal Tjoa Po Nio dan menantunya Siem Gwan Sing.
Mbok Wasi mengawasi anak dan menantunya mejalankan bisnis lumpia.
Hingga tahun 1956, Mbok Wasi menyusul suaminya pada usianya yang ke-90 tahun
“Loenpia Tjoa-Wasih” adalah resep lunpia tertua di Semarang yang sekarang dikenal dengan Lunpia Gang Pinggir.
Sampai pada generasi kedua, resep lunpia Thay Joe-Wasih masih tetap sama. di tangan cucu-cucu Thay Joe, resep ini mengalami pengembangan.
Saat ini lunpia paling terkenal dan tertua di Semarang adalah lunpia buatan salah satu kios Jalan Gang Lombok 11.
Purnomo Usodo alias Siem Swie Kiem (70), telah mematenkan lunpianya dengan nama Lunpia Semarang Gang Lombok di tahun 1996.
sama dengan Gang Lombok Lunpia Mbak Lien ditambahi irisan ayam kampung yang punya aroma khas. Pemiliknya adalah Mbak Lien alias Siem Siok Lien (45).
Jika dirunut, Lien adalah generasi keempat dari dinasti lunpia Tjoa Thay Joe-Wasi
Lien meneruskan resep yang dikembangkan ayahnya yang sedikit berbeda dengan resep asli kakek buyutnya, Thay
Ternyata, persaingan usaha yang berbuah cinta telah melahirkan resep canggih Lumpia Semarang
Kalau kita bisa hidup bersama dalam perbedaan, akan timbul kreatifitas yang melahirkan ciri khas sebuah bangsa. ( Sumber : forum penggiat Wisata Semarang )

Berdasar sejarah lumpia di atas, aku pengen menulis tentang lumpia khas Semarang yang di kelola oleh dua generasi penerus lumpia legendaris tersebut, yang sampai sekarang masih eksis dan punya daya tarik masing-masing. Aku ulas keduanya dalam liputan khusus ini ya teman-teman..semoga sedikit bermanfaat..buat teman-teman  yang mau berkunjung ke Semarang, dan ingin menikmati sensasi lumpia asli yang benar-benar otentik.

Lumpia Gang Lombok

Jika teman-teman ingin mencoba sensasi unik warung lumpia yang terkesan jadul dan otentik, datanglah ke warung lumpia gang Lombok yang berada di gang Lombok no 11, daerah Pecinan, dekat klenteng Tay Kak Siy Semarang. Warung lumpia ini tetap mempertahankan warung otentik jadul klasik, dengan tempat seadanya..cenderung sempit...! Namun jangan salah..yang ngantri..bermobil semua..hihi. Untungnya tempat parkirnya lumayan luas dan nyaman, karena menyatu dengan tempat parkir klentengnya. Jadi bener-bener suasana etnik Chinese nya terasa banget. Tapi tenang..buat yang muslim..lumpia ini 100 persen halal. Jadi..nggak salah jika jadi salah satu tujuan wisata kuliner ternama di Semarang. 



Warung lumpia gang Lombok ini buka dari pagi jam 8 hingga habis. Walaupun tulisannya sampai sore, namun aku pernah datang ke sana jam 2 an gitu udah habis. Jadi jika mau mencoba lumpia gang Lombok ini ku sarankan datang pagi aja ya teman-teman..walaupun tetap ngantri sich..hihi. Tapi biasanya.yang ngantri panjang itu yang beli banyak buat di bawa pulang atau buat oleh-oleh..kalau di makan di sana..tetap di layani terlebih dahulu kok. Walaupun warungnya kecil teman-teman..tapi..omzet Lumpia gang Lombok ini..ngeriii..! Bayangin aja..sambil makan  kemaren aku sempat *nguping* beberapa pembeli yang di bawa pulang,.dan rata-rata pada beli beberapa besek ( kotak anyaman bambu ) yang isinya minimal 10 biji lumpia ya. Satu biji lumpia gang Lombok ini 12 ribu sekarang, jadi, jika beli beberapa besek..sudah pasti..harga yang di bayar ratusan ribu kan..hihi. Bahkan ada kemaren yang  beli hampir 1 juta. Keren dah..! Aku yakin omzetnya ngalahin resto besar dech..hihi. Lha yang datang ke situ buat beli lumpia itu datang silih berganti. Kalau aku sich..cuma beli 3 porsi aja..hihi. Tapi ternyata Yodha kurang..dia sendiri habis 2 biji..hihi. "Memang enak ya Kak ?"..Tanyaku ke Yodha..Yodha manggut-manggut aja..sambil sibuk terus mengunyah lumpia dengan lahapnya.

Memang lumpia Gang Lombok ini aku akuin..juara rasanya. Gurihnya pas..nggak berlebihan, dan sepertinya memang betul perpaduan rasa Chinese dan Jawa. Rebungnya juga enak..nggak terlalu tajam aromanya. Jadi buat yang baru pertama mencicipi lumpia..cocok dech rasanya, nggak bikin kaget aroma rebungnya..hihi. Tapi..kalau datang ke sini..jangan berharap kenyamanan lebih ya masalah tempat dan penyajiannya teman-teman. Jika mau nyaman ya beli di bawa pulang saja. Kalau aku kok justru seneng membaur..menikmati lumpia hangat selesai di goreng langsung di sana, berdesakan dan bercengkrama dengan pengunjung lain sembari makan lumpia dan menikmati sensasi suasananya yang seru. Di sana juga masih kita bisa temui penjual minuman langka khas Pecinan di Semarang yaitu Wedang Tahu yang di jual pikulan, dan kadang lewat di depan warung lumpia gang Lombok ini. Wah..benar-benar sensasi suasana tempo dulu yang tersembunyi di balik kota Semarang yang hampir kayak kota metropolitan sekarang ini.



Lumpia gang Lombok memang layak di coba, dengan keterbatasan tempat, dan bentuk, serta penyajian lumpianya yang cenderung sederhana dan apa adanya..tersembunyi sebuah sensasi rasa yang istimewa yang hanya bisa di temui di warung lumpia gang Lombok Semarang ini.


Selain citarasanya yang enak, lumpia  gang Lombok ini juga unik, kulitnya nggak krispi seperti lumpia-lumpia Semarang lain, namun kulitnya lebih lentur, tipis, lembut dan agak kenyal jika sudah di goreng. Bentuknya pun apa adanya..terkesan nggak rapi melipatnya. Namun itulah keunikannya. Otentik..unik..enak..titik..!..hihi




Jadi..lumpia gang Lombok..cocok buat teman-teman yang suka petualang menikmati sensasi rasa, tanpa memperhatikan tempat dan penyajian..tapi lebih mengutamakan rasa. Sedang buat teman-teman yang ingin kenyamanan lebih dalam menikmati lumpia, namun tetap mencicipi citarasa asli dan otentik dari generasi penemu lumpia juga, ada satu lagi yang legendaris di Semarang, yaitu lumpia mba Lien. 

Kalau Lumpia mba Lien ini lokasinya mudah di jangkau, karena berada di jalan utama dan pusat kota di jalan Pemuda Semarang. Lokasinya mudah di jangkau, berada di sebuah gang..yaitu Gg. Grajen, di jalan pemuda, depan Sri Ratu Semarang. Walaupun berada di gang, namun tempatnya bersih, dan jangan salah..jika mau makan di tempat..nggak harus duduk di pinggir gang kok, karena masuk  ke dalam sedikit terdapat versi restonya yang sangat nyaman, asri dan adem. Selain resto juga di lengkapi toko oleh-oleh khas Semarang. Seru juga..karena di depan..tetap mempertahankan sensasi lumpia ala gerobak, namun ada pilihan tempat juga yang nyaman untuk pengunjung, yaitu versi restonya.

Mba Lien adalah generasi ke empat dari penemu asli Lumpia Semarang, jadi..di jamin otentik dech rasanya. Namun karena permintaan pelanggan di lumpia mba Lien ini ada 3 pilihan rasa, udang, ayam dan spesial. Itulah yang membedakan lumpia mba Lien dengan lumpia gang Lombok. Sama-sama generasi penerus penemu lumpia, namun lumpia mba Lien sudah di modifikasi rasanya. Sedang di Lumpia gang Lombok ya..satu rasa aja..original lumpia khas tempo dulu.


Jadi dari segi tempat..Lumpia mba Lien..lebih nyaman, begitu juga bentuk lumpianya, lebih rapi dan versi renyah garing kulitnya..kalau di lumpia mba Lien ini. Kalau rasa..sama-sama enak..namun untuk lumpia mba Lien lebih cenderung citarasa Jawa nya yang kental, yaitu gurih agak manis. Jadi..beda memang beda rasa,     walaupun sama-sama generasi penerus penemu lumpia Semarang, namun di mba Lien memang lebih di modifikasi rasanya, misal dengan tambahan daging ayam kampung. 

Kalau di tanya enak yang mana ?..Enak semua kata Yodha..hihi. Jagoan kecilku ini sudah pandai menilai makanan. Jika tidak benar-benar enak..nggak mau makan dia..hihi. Menurutku masing-masing punya sensasi dan keunikan rasa tersendiri. Jadi jika ke Semarang..jangan lupa mencoba keduanya ya teman-teman. Belum lengkap ke Semarang jika belum mencicipi lumpia rebungnya yang khas.

Selamat berwisata kuliner ya...^^


Ini dia foto-fot lumpia mba Lien..karena tempat lebih nyaman..jadi lebih leluasa mengambil gambar..hihi. Isian lumpia mba Lien lebih coklat, jadi seperti memakai kecap, makanya citarasanya lebih manis di banding lumpia gang Lombok yang lebih putih, karena seperti orak arik rebung tampilannya.



Pegawai di lumpia mba lien..yang tangkas dan cepat membentuk lumpia..




Ini saus khas dari tepung tapioka dan bumbu, yang selalu ada untuk menikmati lumpia khas Semarang. Selain itu batang daun bawang yang kres renyah dan aromatic juga asyik di makan bersama lumpianya.







Buat yang mau beli di bawa pulang, bisa langsung pesan di  gang pinggir jalan di gerobaknya, namun kalau mau bersantai menyantap lumpia di tempat ada restonya yang nyaman.








Lumpia Semarang memang okeh..tak pernah membuatku bosan menyantapnya..hihi. Walau sudah sering membuat sendiri di rumah..tapi mencicipi berbagai macam variasi lumpia yang ada di Semarang..sungguh menyenangkan..dan dapat menambah wawasan tentang citarasa.

Oke..semoga bermanfaat ya sedikit infonya ya teman-teman..sampai jumpa di liputan kuliner selanjutnya...^^









25 comments:

  1. hemmmmmm wenak bingitsss iki mbk Diah, kesukaan ku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba..toss dah..aku juga suka banget lumpia Semarang..gak pernah bosan..dari yang versi harga 13 rb per biji..sampai serebu per biji pun aku doyan..hihi

      Delete
  2. Duh mba, aku kok ngiler liat lunpianya. Liputannya keren banget....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mba..ayuk main ke Semarang..banyak pilihan di sini..dari yang kaki lima sampai yang ala kafe atau resto..ada lumpia di mana-mana mba..hihi

      Delete
    2. iya mba, next time kl mudik pengen nyempetin main ke semarang :)

      Delete
  3. wah, makanannya mengggoda semua ini mak :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak...menggoda iman ya..soalnya nggak cukup kalau cuma makan satu...hihi

      Delete
  4. Klo yg satu ini nggak bisa nolak, favorit banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneran mba..aku juga..nggak pernah bosan sama yang namanya lumpia ini..:D

      Delete
  5. Agya dan lumpia, sama-sama menggoda iman hahaha....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi..iya betul banget mbaa..ayuk mau pilih mana Agya atau Lumpia ?..atau keduanya ?..:D

      Delete
  6. wah , mbak diah tambah cantik loh sama si merah itu tad, kayaknya lumpianya menggoda ya mbk...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi..makasih mba Rara,.amin..moga bisa beneran sohipan sama si Merah..:D

      Delete
  7. Lengkap banget ulasannya mb Didi...;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mba.. Ika..iya..seru aja ngeliput makanan kebanggaan Warga Semarang ini..:D

      Delete
  8. Yummm ..yummmmm kapan2 nyobainnn ah. Thanks infonya mbak Diiii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba..sipp met coba ya..enak semua dua2nya..hihi.

      Delete
  9. aku benernya gak terlalu doyan lumpia, tapi liat foto-foto mba kok jadi ngiler maksimal ya
    pengen ke Semaraaaang :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi..main sini mba..enak kok..lumpia..byk versi di sini..dari yang enak..sampai enak banget....:D

      Delete
  10. Wiih lumpianya nampak menggoda iman eh lidah he3
    Salam kenal Mbak dari Malang.

    ReplyDelete
  11. Saban ke Semarang, pasti berburu lumpia lezaaaat bin endeuusss ini

    ReplyDelete
  12. mb Diah,, maaf sbelumnya ya,,, klo kata bos ku yg Chinese,, lumpia gg.lombok itu mngandung bb,,meskipun cmn d minyak tumisan isiannya katanya,,trus ku browsing2 gtu jg cr tau di internet mmg lumpia ini mgandung bb,,,suwun,,,,*bunda CheRa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setauku rasanya biasa tumisannya mba,..kalau mengandung babi..kata suamiku rasanya akan beda..tapi ya Saya mohon maaf, Saya nggak berani menjawab soal ini ya...takut kesalahan dan menimbulkan pro kontra ya..jika sumber juga kurang tepat....karena mba juga cuma denger kan ya..:)
      Tapi yang jelas kalau Lumpia di Semarang byk sudah yang berlogo halal kok mba..karena di sini sudah membaur mba..antara Chinese dan Jawa..:)

      Delete
    2. dr dlu sebnernya ku penasaran mb sama lumpia ini,,waktu bc tulisannya mb DD ini sempet yakin ntar pulang kerja diniatin mampir beli krn ga jauh jg dr kerjaan,,tp tanya bosku yg chinese n kong hu chu pula kok ga halal,,jd ragu lg,,btw thx mb DD ntar tak tanya2 lg krn trs terang masih penasaran bgt hehehe...--bunda chera

      Delete
  13. Lumpia semarang bau dan rasa nya khas. Suka mikir , itu apa ya? Jadi ragu kalau mau makan, hehe....suka ma lumpia, tapi paling icip 1 aja, hehe...

    ReplyDelete